A.Biografi Jean Piaget
Jean Piaget lahir di
Neuchatel, Swiss , yang berbahasa Perancis pada 9 Agustus 1896 dan meninggal 16
September 1980 pada umur 84 tahun. Dia adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan
psikolog perkembangan Swiss, yang terkenal karena hasil penelitiannya tentang
anak-anak dan teori perkembangan kognitif. mengatakan bahwa anak dapat membangun secara
aktif dunia kognitif mereka sendiri. Dalam pandangan Piaget, terdapat dua
proses yang mendasari perkembangan dunia individu, yaitu pengorganisasian dan
penyesuaian (adaptasi).
B.Pengertian Kognitif
Kognitif adalah salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan. Secara
umum kognitif diartikan potensi intelektual yang terdiri dari tahapan :
pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehention), penerapan (aplication),
analisa (analysis), sintesa (sinthesis), evaluasi (evaluation).
Teori
kognitif lebih menekankan bagaimana proses atau upaya untuk mengoptimalkan
kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain. Oleh sebab itu kognitif
berbeda dengan teori behavioristik, yang lebih menekankan pada aspek kemampuan
perilaku yang diwujudkan dengan cara kemampuan merespons terhadap stimulus yang
datang kepada dirinya.
C. Prinsip Dasar
Teori Jean Piaget
Jean Piaget dikenal dengan teori perkembangan intelektual yang
menyeluruh, yang mencerminkan adanya kekuatan antara fungsi biologi &
psikologis ( perkembangan jiwa ). Piaget menerangkan inteligensi itu sendiri
sebagai adaptasi biologi terhadap lingkungan. Contoh : manusia tidak mempunyai
mantel berbulu lembut untuk melindunginya dari dingin; manusia tidak mempunyai
kecepatan untuk lari dari hewan pemangsa; manusia juga tidak mempunyai keahlian
dalam memanjat pohon. Tapi manusia memiliki kepandaian untuk memproduksi
pakaian & kendaraan untuk transportasi.
Pengaruh dalam
perkembangan kognitif, yaitu :
1.
Fisik
Interaksi antara
individu dan dunia luar merupakan sumber pengetahuan baru, tetapi kontak dengan
dunia fisik itu tidak cukup untuk mengembangkan pengetahuan kecuali jika
intelegensi individu dapat memanfaatkan pengalaman tersebut.
2.
Kematangan
Kematangan sistem syaraf menjadi penting
karena memungkinkan anak memperoleh manfaat secara maksimum dari pengalaman
fisik. Kematangan membuka kemungkinan untuk perkembangan sedangkan kalau kurang
hal itu akan membatasi secara luas prestasi secara kognitif. Perkembangan
berlangsung dengan kecepatan yang berlainan tergantung pada sifat kontak dengan
lingkungan dan kegiatan belajar sendiri.
3.
Pengaruh social
Lingkungan sosial
termasuk peran bahasa dan pendidikan, pengalaman fisik dapat memacu atau
menghambat perkembangan struktur kognitif.
4.
Proses pengaturan diri (
ekuilibrasi )
Proses pengaturan
diri dan pengoreksi diri, mengatur interaksi spesifik dari individu dengan
lingkungan maupun pengalaman fisik, pengalaman sosial dan perkembangan jasmani
yang menyebabkan perkembangan kognitif berjalan secara terpadu dan tersusun
baik.
D.Teori Perkembangan Piaget
Jean Piaget, merancang model yang mendeskripsikan bagaimana manusia
memahami dunianya dengan mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi. Menurut
Piaget seperti yang dikutip Woolfolk (2009) perkembangan kognitif dipengaruhi
oleh maturasi (kematangan), aktivitas dan transmisi sosial. Maturasi atau
kematangan berkaitan dengan perubahan biologis yang terprogram secara genetik.
Aktivitas berkaitan dengan kemampuan untuk menangani lingkungan dan belajar
darinya. Transmisi sosial berkaitan dengan interaksi dengan orang-orang di
sekitar dan belajar darinya.
D.Tahap – tahap Perkembangan
Piaget membagi perkembangan kognitif anak ke dalam 4 periode utama
yang berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring pertambahan usia :
·
Tahapan sensorimotor (usia 0–2 tahun)
Menurut Piaget, bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan selain
juga dorongan untuk mengeksplorasi dunianya. Skema awalnya dibentuk melalui
diferensiasi refleks bawaan tersebut. Periode sensorimotor adalah periode
pertama dari empat periode.Piaget berpendapat bahwa tahapan ini menandai
perkembangan kemampuan dan pemahaman spatial atau persepsi penting dalam enam
sub-tahapan :
1.
Sub-tahapan skema refleks,
muncul saat lahir sampai usia enam minggu dan berhubungan terutama dengan
refleks.
2.
Sub-tahapan fase reaksi
sirkular primer, dari usia enam minggu sampai empat bulan dan berhubungan
terutama dengan munculnya kebiasaan – kebiasaan.
3.
Sub-tahapan fase reaksi
sirkular sekunder, muncul antara usia empat sampai sembilan bulan dan
berhubungan terutama dengan koordinasi antara penglihatan dan pemaknaan.
4.
Sub-tahapan koordinasi reaksi
sirkular sekunder, muncul dari usia sembilan sampai duabelas bulan, saat
berkembangnya kemampuan untuk melihat objek sebagai sesuatu yang permanen walau
kelihatannya berbeda kalau dilihat dari sudut berbeda (permanensi objek).
5.
Sub-tahapan fase reaksi
sirkular tersier, muncul dalam usia dua belas sampai delapan belas bulan dan
berhubungan terutama dengan penemuan cara-cara baru untuk mencapai tujuan.
6.
Sub-tahapan awal representasi
simbolik, berhubungan terutama dengan tahapan awal kreativitas.
·
Tahapan praoperasional (usia
2–7 tahun)
Ciri dari tahapan ini adalah operasi mental yang jarang dan secara
logika tidak memadai. Dalam tahapan ini, anak belajar menggunakan dan
merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. Pemikirannya masih
bersifat egosentris: anak kesulitan untuk melihat dari sudut pandang orang
lain. Anak dapat mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri, seperti
mengumpulkan semua benda merah walau bentuknya berbeda-beda atau mengumpulkan
semua benda bulat walau warnanya berbeda-beda. Menurut Piaget, tahapan
pra-operasional mengikuti tahapan sensorimotor dan muncul antara usia dua
sampai enam tahun. Dalam tahapan ini, anak mengembangkan keterampilan
berbahasanya. Mereka mulai merepresentasikan benda-benda dengan kata-kata dan
gambar. Bagaimanapun, mereka masih menggunakan penalaran intuitif bukan logis.
Di permulaan tahapan ini, mereka cenderung egosentris, yaitu, mereka tidak
dapat memahami tempatnya di dunia dan bagaimana hal tersebut berhubungan satu
sama lain. Mereka kesulitan memahami bagaimana perasaan dari orang di
sekitarnya. Tetapi seiring pendewasaan, kemampuan untuk memahami perspektif
orang lain semakin baik. Anak memiliki pikiran yang sangat imajinatif di saat
ini dan menganggap setiap benda yang tidak hidup pun memiliki perasaan.
·
Tahapan operasional konkrit
(usia 7–11 tahun)
Tahapan ini adalah tahapan ketiga dari empat tahapan. Muncul antara
usia enam sampai duabelas tahun dan mempunyai ciri berupa penggunaan logika
yang memadai. Proses-proses penting selama tahapan operasional konkrit adalah :
1.
Pengurutan
kemampuan untuk mengurutan objek menurut
ukuran, bentuk, atau ciri lainnya. Contohnya, bila diberi benda berbeda ukuran,
mereka dapat mengurutkannya dari benda yang paling besar ke yang paling kecil.
2.
Klasifikasi
kemampuan untuk
memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya,
ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa serangkaian
benda-benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian tersebut.
3.
Decentering
anak mulai
mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa
memecahkannya. Sebagai contoh anak tidak akan lagi menganggap cangkir lebar
tapi pendek lebih sedikit isinya dibanding cangkir kecil yang tinggi.
4.
Reversibility
anak mulai
memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah, kemudian kembali ke
keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan cepat menentukan bahwa 4+4 sama
dengan 8, 8-4 akan sama dengan 4, jumlah sebelumnya.
5.
Konservasi
memahami bahwa
kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan dengan
pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut.
6.
Penghilangan sifat Egosentrism
kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut
pandang orang
·
Tahapan operasional formal
(usia 11 tahun sampai dewasa)
Tahap operasional formal adalah periode terakhir perkembangan
kognitif dalam teori Piaget. Tahap ini mulai dialami anak dalam usia sebelas
tahun (saat pubertas) dan terus berlanjut sampai dewasa. Karakteristik tahap
ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara
logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Dalam tahapan ini,
seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Ia
tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada
“gradasi abu-abu” di antaranya. Dilihat dari faktor biologis, tahapan ini
muncul saat pubertas (saat terjadi berbagai perubahan besar lainnya), menandai
masuknya ke dunia dewasa secara fisiologis, kognitif, penalaran moral,
perkembangan psikoseksual, dan perkembangan sosial. Beberapa orang tidak
sepenuhnya mencapai perkembangan sampai tahap ini, sehingga ia tidak mempunyai
keterampilan berpikir sebagai seorang dewasa dan tetap menggunakan penalaran
dari tahap operasional konkrit.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.psikologizone.com/teori-kognitif-psikologi-perkembangan-jean-piaget/06511234
aslkm, mbak putri izin copaz artikelny ya...
BalasHapus